Halaman

Minggu, 03 Juli 2011

Majalah Bobo Ada, Playboy Juga Tersedia

Pedagang buku dan majalah bekas di Pasar Proyek Senen ‘tersengal-sengal’. Meski pelanggan makin sepi, mereka coba bertahan. Jika butuh majalah edisi lama, singgah saja, majalah Bobo ada, Playboy juga tersedia.

Siang itu, teriknya langit Jakarta seolah tembus ke kios-kios pedagang buku dan majalah bekas di Pasar Proyek Senen. Beberapa pedagang memilih bertelanjang dada mengusir gerah di kios yang bersisian dengan Terminal Bis Senen.

Di kios-kios tidak seberapa luas, dan banyak kios tanpa dinding itu puluhan pedagang mengadu untung menawarkan buku dan majalah bekas. Menurut Siregar (32), yang sudah sepuluh tahun mangkal di sana, pedagang hanya menjual satu jenis barang, buku atau majalah saja.

“Tadinya saya ikut orang jual majalah bekas. Setelah menikah, saya harus mandiri. Karena cuma usaha ini yang saya bisa, modal dari orang tua di kampung saya buat usaha ini,” ungkap Siregar yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya ini.

Pria bertubuh kekar ini mengaku omzet penjualan majalah bekas semakin lama semakin merosot. Dia belum bisa menyimpulkan apa penyebabnya. “Katanya sih gara-gara internet. Orang yang butuh referensi dan data cukup lihat di internet, nggak usah cari-cari buku atau majalah,” ungkapnya.

Argumentasi Siregar bisa juga benar. Dulu sebelum internet merakyat, orang berburu buku dan majalah bekas untuk melengkapi data tesis, skripsi, atau sekedar ingin mengoreksi informasi masa lalu. Kini cukup di klik, semua informasi terpampang di depan mata.

“Sekarang pembelinya terbatas kolektor atau sesama pedagang dari luar Jawa. Kalau nggak ada mereka, saya sudah gulung tikar,” ungkap Siregar yang mengaku memiliki banyak pelanggan dari Sumatera, Kalimantan dan Jambi. Biasanya para pedagang dari daerah itu datang sebulan sekali untuk memborong.

Untuk melengkapi koleksi dagangannya, Siregar tidak perlu lagi berburu majalah bekas. Sebab, biasanya ada saja orang datang ingin menjual majalah bekas. Dia ini akan memilih, majalah apa yang akan laku dan memiliki harga jual tinggi.

“Sulit menentukan mana yang bagus, kadang kita anggap bagus, eh, belum tentu laku. Ada yang kita tidak anggap, malah laku dengan harga tinggi,” cerita Siregar yang pernah menjual satu majalah dengan harga Rp100.000,-.

Waktu itu, cerita Siregar, ada seorang pria datang mencari sebuah majalah terbitan ibukota. Majalah itu tidak popular, bahkan hanya terbit beberapa tahun saja. Hitungan Siregar, harganya tidak lebih dari sepuluh ribu.

“Rupanya orang itu sudah cari-cari tapi tidak dapat. Dia bilang mau bayar berapa saja kalau ada. Pas saya cari-cari, ternyata ada satu terselip diantara dagangan saya. Orang itu mau bayar seratus ribu,” kenang Siregar.

Untuk menentukan harga, pria berambut ikal ini lihat-lihat dulu seperti apa ‘butuh’nya si calon pembeli. Jika terlihat sangat membutuhkan majalah yang dicari, Siregar akan pasang harga tinggi. Jika calon pembeli tampak santai saja, biasanya akan ditawari dengan harga  normal.

Selain tahun edisi yang menentukan harga, kondisi majalah juga bisa jadi patokan. Biasanya majalah tua harganya relatif mahal, apalagi jika masih ‘mulus’. Majalah anak-anak Bobo dihargai Rp1.500,- majalah lain terbitan lima tahun belakangan berkisar antara lima sampai dua puluh ribu rupiah. Khusus majalah impor, minimal dipatok Rp30.000,- termasuk majalah Playboy impor.

“Yang lokal juga ada, tapi kurang laku, tuh masih banyak. Kalau Playboy impor banyak yang cari. Tapi nggak dijual sembarangan. Hanya beberapa pedagang saja yang punya, kalau ada pembeli baru saya carikan,” ungkap Siregar yang tidak mau menyebut harga.

Untuk memulai usahanya ini, minumal dibutuhkan modal sekitar Rp15 juta. Untuk sewa kios sekitar Rp10 juta dan untuk melengkapi dagangan sekitar Rp5 juta. “Sebagian dagangan ini titipan orang. Modal saya masih kurang,” ujar Siregar.

Kios di sini mulai buka sejak pukul delapan pagi sampai pukul lima sore. Jika beruntung


Siregar bisa mengantongi sedikitnya Rp50 ribu sehari. Tapi kalau sedang sepi, satu majalah pun tidak beranjak dari kiosnya.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar